Janganlah bermimpi untuk menjadi pengusaha, lihatlah kemungkinan Anda untuk bekerja mandiri, menuntaskan pekerjaan dengan baik tanpa perlu disuruh-suruh.
Janganlah bermimpi jadi orang ternama, lihatlah kemungkinan Anda melakukan hal-hal yang berguna bagi khalayak, tanpa rasa pamrih!
Janganlah bermimpi jadi orang kaya, lihatlah kemungkinan Anda membuat produk yang berguna bagi orang banyak, sehingga Anda layak dibayar untuk itu.
Orang yang bermimpi tidak akan sukses. Mereka yang melakukan sesuatulah yang akan berhasil.
Janganlah melihat akibat, tetapi ciptakanlah sebab yang membuat akibat tersebut.
Namun, dalam gelap, hanya dalam kegelapan, Anda bisa melihat cahaya.
Orang orang hebat, Iman Gazhali, Gandhi, Buddha Gautama, Rasul Paulus, mereka semuanya mengalami masa-masa penuh kegelapan, sebelum mereka akhirnya melihat sinar yang menerangi hidup mereka.
Hanya dalam kegelapan cahaya dapat kelihatan.
Dan hanya dengan tuntunan cahaya, mereka dapat bergerak dan keluar dari kegelapan yang membelenggu mereka.
Jadi,
Bila pada suatu masa, Anda mengalami masa-masa yang sulit, masa masa penuh kegelapan, Janganlah bersedih!
Ingatlah, Hanya pada masa-masa inilah Anda akan mampu melihat cahaya, yang tidak mungkin Anda lihat pada saat terang benderang.
“Mari kita ciptakan keajaiban, mencapai yang tidak mungkin !”
Anda pernah mendengar yel-yel ini?
Percayalah padaku,
Menciptakan yang tidak mungkin itu tidaklah mungkin.
Bagaimana mungkin Anda menciptakan sesuatu yang bahkan Anda tidak tahu bagaimana kemungkinannya? Yang gambarnya saja Anda tidak bisa melihatnya?
Bila Anda melihat orang lain menciptakan “keajaiban”, mencapai sesuatu yang tidak mungkin, alasannya hanya dua.
Pertama, apa yang Anda lihat tidak mungkin, sebenarnya mungkin bagi dia.
Kekuatan dan kelemahan setiap orang itu berbeda. Apa yang lemah bagi Anda, mungkin kuat baginya.
Lihat saja pemain akrobat. Bagi mereka sangat mudah untuk loncat dari gedung tingkat 4, lalu bersalto empat kali di udara. Kita mungkin harus berpikir empak kali untuk melakukan hal yang sama.
Kedua, yang mungkin bagi mereka, yang kelihatan “wah” di depan Anda, adalah hasil kerja keras dan bukanlah hadiah yang jatuh dari langit.
Mereka memulai dari awal, saat mereka melihat kemungkinan yang kecil. Lalu, mereka terus bekerja keras, mengasah kemungkinan kecil menjadi kemungkinan yang lebih besar, dan lebih besar lagi, sehingga segala sesuatu menjadi mungkin.
Jadi,
jika Anda ingin menciptakan yang “kelihatannya” tidak mungkin, Lakukanlah dua hal;
Pertama, lakukan yang mungkin bagi Anda!
i.e. mencari tahu, belajar, bertanya kepada orang yang tahu dan sebagainya.
Kedua, bekerja keraslah! Teruslah mengasah diri! Lakukan kesalahan dan belajarlah dari kesalahan itu.
Hidup adalah sebuah proses untuk menjadi – yaitu menjadi lebih baik, lebih besar, lebih kuat dan lebih berpengaruh; agar manfaatdari pelayanan diri kita menjadi lebih luas dan berdampak.
Bila Anda tidak ingin menjadi, menjadi lebih baik, lebih besar, lebih kuat dan lebih berpengaruh; lalu, Anda mau jadi apa?
Bila Anda tidak ingin melayani, melayani pelanggan, atasan, kolega, anak buah, masyarakat, komunitas, lalu, untuk apa (menjadi)?
Bangunlah kualitas diri Anda!
Lakukanlah yang harus dilakukan, dan Jangan melakukan yang seharusnya tidak dilakukan.
Bertindaklah!
Keberhasilan itu ada di alam tindakan dan bukan di alam impian.
Janganlah Anda merasa kuatir!
Bila anda merasa sanggup mengatasi tantangan itu, lakukan saja! Untuk apa kuatir?
Bila Anda tidak sanggup mengatasinya,
kuatirpun tidak ada gunanya. Lalu, untuk apa kuatir?
Percayalah!
Karena dalam kepercayaan Anda kepada Tuhan, Anda akan mendapatkan kekuatan.
Peganglah selalu formula sukses ini: I AM + GOD = ENOUGH.
Semoga artikel yang disarikan dari Pointer Pak Mario Teguh, dapat juga berguna untuk Anda.
Sisa minyak harus segera dibersihkan. Membiarkannya akan membuat mereka mengeras dan sulit dibersihkan. Seorang bijak akan membasuh piring dengan sabun, lalu membuang sisa minyak bersama aliran air.
Emosiyang bersifat impulsif, seperti rasa marah, juga harus segera dibuang. Bila tidak, ia akan melekat, mengeras dan menjadi rasa penyesalan. Seorang bijak akan segera membersihkan dirinya dengan doa, lalu membuang rasa marahnya bersama hembusan nafasnya.
Sisa nasi yang mengeras sulit dibersihkan. Mencoba mencucinya akan membuang tenaga sia-sia. Seorang bijak akan merendamnya, dan membiarkan waktu bekerja melembutkannya. Kerak menjadi lunak, dan piring dapat dibersihkan dengan mudah.
Demikian juga dengan rasa dendam, patah hati dan emosi yang bersifat mengendap lainnya. Mencoba melepaskan mereka sesegera mungkin, akan membuang tenaga Anda sia sia. Seorang bijak akan merendam mereka dalam rasa ikhlas, dan waktu akan bekerja melunakkannya.
Judul diatas adalah sebuah judul iklan di koran kompas. Apakah Anda membacanya beberapa hari yang lalu?
Judul diatas mengunakan teknik bertanya, yang sangat efektif untuk menjangkau pikiran bawah sadar pembacanya.
Jika Anda bukan Alumni Jerman, Kemungkinan besar Anda tidak akan membaca judul maupun isi artikel iklan tersebut.
Namun tidak apa-apa. Beritanya memang tidak ditujukan untuk Anda.
*****
Di sisi lain, bagi para alumni, judul di atas akan segera menyita perhatian.
Ada tiga alasan untuk itu;
Pertama, Para alumni merasa bahwa ini adalah pertanyaan yang langsung ditujukan kepada mereka. Pikiran bawah sadar mereka akan menjawab; “ya, saya alumni Jerman!
Kedua, Pertanyaan tersebut membangkitkan rasa penasaran mereka; “ada apa ya dengan saya, Alumni Jerman?
Ketiga, Untuk memuaskan dahaga keingin-tahuan, mereka akan membaca keterangan lebih lanjut. Sangat efektif untuk sebuah iklan, bukan?
Teknik bertanya ini sering digunakan orang sales / marketing untuk qualifiying, karena judul iklan langsung menyortir antara prospek (calon pembeli) dan non prospek.
Jadi, bila Anda ingin membuat iklan yang ditujukan untuk orang tertentu, Anda juga dapat mempertimbangkan judul iklan seperti ini; “Anda Orang Indonesia?” “Anda Pemilik Perusahaan?” “Anda Profesional Muda?” “Anda Manager HRD?” “Anda Trainer ?” “Anda Marketer ?” “Anda Sales ?” “Anda Mahasiswa ?” “Anda penggemar NLP ?” “Anda butuh pembantu ?
Bila jawaban Anda adalah sesuatu yang sulit dan belum Anda miliki, maka Anda adalah seorang yang sulit merasa bahagia. Lha, untuk menjadi bahagia saja syaratnya berat.
Contoh;
Saya merasa bahagia kalau kaya. Saya merasa bahagia kalau punya rumah. Saya merasa bahagia kalau jadi direktur utama.
Artinya, kalau Anda belum kaya atau punya rumah atau jadi direktur utama, Anda tidak merasa berbahagia?
Namun,
bila jawaban Anda adalah kejadian sehari-hari, sesuatu yang sederhana, sesuatu yang mudah Anda peroleh, atau sesuatu yang telah Anda miliki,
maka Anda dapat berbahagia sepanjang waktu dalam kehidupan Anda.
Contoh; Saya berbahagia kalau melihat anak saya tersenyum. Saya merasa bahagia kalau melihat matahari terbit. Saya merasa bahagia kalau berangkat kerja.
Apakah Anda akan selalu melihat buah hati Anda tersenyum? Sering? Apakah Anda akan melihat matahari terbit besok atau lusa? Bisa? Apakah Anda masih berangkat kerja besok? Masihkah?
Teman-teman yang baik,
Berbahagialah! Karena bahagia itu meyenangkan.
Sederhana-lah! Karena sederhana itu mudah.
Mulai-lah! Untuk bahagia saja kog dengan syarat berat?
Bagaimanakah cara Anda menyambut kedatangan seseorang yang sangat Anda hormati? Katakanlah, tamu terpenting Anda akan datang berkunjung dan makan malam di rumah Anda. Apa yang akan Anda lakukan?
Banyak orang segera merapikan rumahnya, menjauhkan segala kotoran dan debu, sampai rumah terlihat mengkilap.
Dalam film Harry Potter, kelurga Dudley sampai membuat skenario dan melakukan latihan untuk menyambut orang penting yang mereka hormati.
Lalu, bagaimana bila yang ingin datang bertamu ke rumah Anda itu Tuhan? Apa yang akan Anda lakukan?
Sesungguhnya, Tuhan sering berkunjung ke taman hati kita.
Anda mungkin pernah tiba-tiba merasakan suasana yang sangat damai. Itu karena Tuhan sedang datang berkunjung, ke hati Anda.
Lalu, bagaimanakah bila saat berkunjung, Tuhan menemukan ruang hati yang kotor dan bau? Akankah Tuhan nyaman? Maukah Tuhan datang berkunjung kembali?
Oleh sebab itu, kita perlu selalu menjaga kebersihan hati kita, agar menjadi tempat ini menjadi suci nan menyenangkan bagi Tuhan.
Lalu, bagaimanakah cara mengundang kehadiran Tuhan dalam hati kita?
Caranya sederhana; · melaksanakan segala ajaranNya · dan meminta kehadiranNya dengan doa.