Jumat, 23 April 2010

Pyschology Of Selling (Was: Pocari Sweat Rp.8,000)

Senin, 2008 Mei 26


Wah! Pocari sweat dapat iklan gratis nih! Ha3x! Ini namanya teknik WOM (word of Mouth) atau pemasaran ketok tular. Dengan membuat cerita, kita dapat membuat produk kita terkenal (catatan: saya bukan orang Pocari ya!).


Kebetulan hari rabu saya akan ikut seminar tentang WOM di Sales & Marketing Forum. Mudah-mudahan ada oleh-oleh yang bisa dibagi.


Senang rasanya melihat banyak tanggapan, baik yang positif maupun negatif! (Thanks!). Kalau di sales, berarti Lead Generationnya berhasil! Sekarang tinggal memasuki tahap berikut: Objection Handling! Menangani keberatan!


Mengenai harga jual Rp.4000,-, Rp. 8,000 atau Rp, 10,000. Ini tergantung dengan contex! (tempat dan waktu!). Di hotel bintang lima atau di lapangan Golf, Pocari yang sama bisa dihargai jauh lebih mahal lagi! Jangan lupa, si Abang bisa saja menetapkan harga jual Rp.10,000,-. Tetapi, mengapa harus Rp.8,000? Why?


Point yang terpenting; Abang tidak memaksa menjual!


Tidak seperti cerita tukang ban yang sengaja menebar paku di jalanan, Abang tidak membuat Anda merasa haus dengan menebarkan jampi-jampi atau mantera di seluruh stadion! Anda bebas menentukan pilihan, minum? atau tidak minum?


Ini sangat berbeda, bukan! Yang satu, tukang ban memaksa kita membeli (ban bocor!). Kedua, kita boleh memilih untuk tidak membeli!


Kenyataanya, kitalah yang memutuskan untuk membeli.


Kita bisa saja membatalkan pembelian ketika si Abang mengatakan tidak ada uang kembali. Toh, rasa haus bisa di tahan! Tetapi sebagian besar orang tidak melakukannya dan tetap membeli? Mengapa? Atau lebih tepatnya,

Bagaimana si Abang melakukannya? Caranya, bukan sihir bukan sulap, akan dijelaskan lebih lanjut dibawah!!


Memang, secara etika, si Abang telah berlaku tidak etis dan berbohong kepada pembeli (bahwa uang kembalian tidak ada!).


Mungkin si Abang belajar dari sifat yang sering diperagakan sebagian politisi (sebagian tidak), yang mengatakan bahwa ini langkah terakhir, padahal tidak ada langkah yang pertama, kedua … atau ke sembilan, Atau dari sebagian bapak-bapak (sebagian tidak) yang berbohong kepada anak-anaknya, bahwa mereka tidak punya uang lagi, padahal rokok di mulut ngebul terus! Ha3x!


Contoh lain, seorang pengusaha besar, katakan pak A, saat menjabat tukang sayur keliling, konon pernah sengaja mencampur sebutir telur busuk dalam setiap satu lusin telurnya. Kemudian, keesokan harinya, saat pelanggan marah, Pak A mengantikannya dengan beberapa telur yang bagus. Pelanggan puas, dan akhirnya menjadi pelanggan loyal. Ini adalah sebuah contoh baik tentang pemahaman kejiwaan pelanggan dari seorang tukang sayur.


Namun, Jika Anda melihat dari sudut pandang yang lain, tentunya semua arah cerita akan berubah; Apakah pak A benar? Beliau telah tahu bahwa telur tersebut busuk, mengapa masih diberikan ke pelanggannya? Bagaimana jika telur busuk tersebut termakan, terus pelanggannya masuk rumah sakit? Beda bukan?


Mari kita tinggalkan masalah etika! Ini urusan masing-masing pribadi nantinya dengan Tuhan! Saya lebih tertarik mengamati prilaku si Abang dalam berjualan ..


Sangat menarik untuk melihat;


Bagaimana si Abang, dengan muka lugu terdiam, memandang lurus ke pelanggan, tepat di tengah bola matanya, serta memberikan waktu kepada pelanggan untuk tenggelam dalam pikirannya …


Sementara, di dunia kerja formal, menghadapi situasi yang kurang lebih sama, saya sering melihat para salesman (senior! sarjana lho!) yang tidak peka, yang terus nyerocos berbicara, yang tidak mau mendengar dan tidak mau memberikan sedikitpun waktu kepada pelanggan untuk berpikir (padahal pelanggan sudah mau beli!).


Seandainya saja si Abang berprilaku seperti sales senior berpendidikan sarjana, terus berbicara atau ngotot memaksa pelanggan membeli, mungkin banyak orang yang membatalkan transaksi!

Intinya, dengan memahami kejiwaan pembeli, kita bisa menjual lebih banyak, dan lebih mudah!


Abang saja bisa (memahami kejiwaan pembeli!! bukan berbohongnya ya! Maaf jika telah membuat Anda salah paham!), Mengapa kita tidak?


See You At The Top,


Johny Rusly

Your Success Partner


www.1000hari.blogspot.com

0 komentar:

 
;